Pages

Minggu, 10 Juni 2012

Dendrologi determinasi pohon tangkil ( Gnetum gnemon )


Pengamatan yang dilakukan di arboretum Universitas Lampung mengamati Pohon melinjo ( Gnetum gnemon ). Telah didapat data seperti diatas yang berguna sebagai identitas pohon untuk diidentifikasi menggunakan kunci determinasi yang ada pada buku yang berjudul Flora untuk sekolah di Indonesia pengarang Steenis tahun 2003 diambil pada salah website di internet . Pengamatan ini mencatat nomor – nomor determinasi pohon dengan melihat buku kunci determinasi pohon.
Taksonomi / klasifikasi pohon melinjo ( Gnetum gnemon ) adalah sebagai berikut:
Kingdom        : Plantae
Divisio            : Pinophyta
Sub divisio      : Gnetophytina
Classis            : Gnetopsida
Ordo              : Gnetales
Familia           : Gnetaceae
Genus             : Gnetum
Species          : Gnetum gnemon L

Dendrologi deskripsi pohon Brownlowia peltata


Taksonomi pohon Brownlowia peltata adalah sebagai berikut :
Domain                       : Eukaryota - Whittaker & Margulis,1978
Kingdom                     : Plantae  - Haeckel, 1866
Subkingdom                : Viridaeplantae  - Cavalier-Smith, 1981
Phylum                        : Tracheophyta  - Sinnott, 1935
Subphylum                  : Euphyllophytina 
Infraphylum                : Radiatopses  - Kenrick & Crane, 1997
Class                            : Magnoliopsida - Brongniart, 1843
Subclass                      : Rosidae  - Takhtajan, 1967
Superorder                  : Malvanae - Takhtajan, 1967
Order                           : Malvales  - Dumortier, 1829
Family                         : Malvaceae  - A.L. de Jussieu, 1789
Subfamily                    : Brownlowioideae 
Tribe                            : Brownlowieae 
Genus                          : Brownlowia  - Roxburgh, 1820
Specific epithet           : peltata - Benth.
Botanical name           : Brownlowia peltata Benth.

Pohon Brownlowia peltata berasal dari daerah borneo Kalimantan yang ada pada kebun raya bogor. Kawasan kebun raya bogor merupakan kebun dengan vegetasi campuran ( memiliki lebih dari satu jenis pohon ) yang terletak pada ketinggian 290 mdpl.
Pohon Brownlowia peltata ini memiliki tinggi 15 meter, bertajuk menjuntai ( weeping ) karena tersusun oleh dahan – dahan serta ranting – ranting yang arah tumbuhnya terkulai ( declinatus ), memiliki tekstur pohon sedang karena berdaun tidak terlalu lebar dan tidak terlalu sempit, dan pohon Brownlowia peltata bewarna hijau kekuningan yang didominasi oleh warna tajuk.

Dendrologi habitus batang pohon tanjung ( Mimusops elengi ), pohon kayu arang ( Diospyros macrophylla ), dan pohon bungur lilin ( Lagerstroemia speciosa )


Ukuran pohon tanjung ( Mimusops elengi ), pohon kayu arang ( Diospyros macrophylla ), dan pohon bungur lilin ( Lagerstroemia speciosa ) adalah sedang, dimana pohon – pohon tersebut pada fase dewasa mencapai tinggi 9,1444m – 18,288m ( 30 feet – 60 feet ).
Tekstur pohon tanjung ( Mimusops elengi ) dan pohon kayu arang ( Diospyros macrohylla ) memiliki tekstur sedang yaitu pohon yang memiliki daun yang tidak terlalu lebar dan tidak terlalu kecil serta memiliki pohon yang kelihatannya agak kasar jika dilihat dan dirasakan. Sedangkan pohon bungur lilin ( Lagerstroemia speciosa ) memiliki tekstur halus karena memiliki daun lebar yang kecil serta pohonnya kelihatan halus.

Dendrologi Morfus batang pohon kayu arang ( Diospyros macrophylla ) dan batang pohon tanjung ( Mimosops elengi )


Morfus batang pohon kayu arang ( Diospyros macrophylla ) dan batang pohon tanjung ( Mimosops elengi ) mempunyai bentuk batang bulat dan kondisi permukaan batang yang beralur ( grooved ) yaitu permukaan batang terdapat alur – alur secarah jelas dengan arah membujur batang.
Pada batang pohon kayu arang ( Diospyros macrophylla ) tidak memiliki zat ekstraktif karena setelah dilakukan pengamatan dengan menyayat permukaan batang tidak ada cairan yang keluar. Sedangkan pada pohon tanjung ( Mimosops elengi ) memiliki zat ekstraktif berupa getah bewarna putih.
System percabangan batang pohon kayu arang ( Diospyros macrophylla ) adalah monopodial, hal ini terlihat bahwa batang pokoknya selalu tampak jelas karena batang tersebut memiliki ukuran lebih besar atau memiliki pertumbuhan lebih cepat dibandingkan dengan cabang – cabangnya. Sedangkan pada batang pohon tanjung ( Mimosops elengi ) memiliki system percapangan simpodial yaitu batang pokoknya tidak tampak jelas berbeda jika dibandingkan dengan dengan cabang – cabangnya karena pertumbuhan batang pokok lebih lambat dibandingkan dengan cabang – cabangnya.

Dendrologi Morfus buah pohon tangkil ( Gnetum gnemon ) dan pohon mengkudu ( Morinda citrifolia )


Tipe buah pohon tangkil ( Gnetum gnemon ) adalah buah sejati dilihat berdasarkan bagian – bagian bunga yang membentuknya, tipe buah sejati yaitu buah yang terbentuk dari bakal buah dan bakal biji saja. Sedangkan tipe buah pohon mengkudu ( Morinda citrifolia ) berdasarkan bagian – bagian bunga yang membentuknya adalah buah semu, karena buah terbentuk dari bakal buah, bakal biji dan bagian – bagian lain dari bunga. Buah mengkudu dikatan buah semu karena bunganya terdapat pada bagian atas buah, hal ini menunjukkan bahwa buah mengkudu merupakan perkembangan dari tangkai bunga ( pedicel ).

Dendrologi morfus bunga pohon hutan


Bunga pohon bungur lilin ( Lagerstromia speciosa ) merupakan bunga lengkap, hal ini ditunjukkan bahwa bunga bungur lilin ( Lagerstromia speciosa ) memiliki semua bagian utama yaitu putik ( pistil ) dan benang sari ( stamen ) serta memiliki semua bagian tambahan ( accessory ) yaitu daun mahkota bunga ( corolla ), daun kelopak bunga ( calyx ), dasar bunga ( receptacle ) dan tangkai bunga ( pedicel ) sehingga disebut bunga lengkap. Sedangkan pada bunga pohon mengkudu ( Morinda citrifolia ) merupakan bunga tidak lengkap karena tidak memiliki salah satu bagian bunga yaitu kelopak bunga ( calyx ). 
Tata bunga pohon yang diamati adalah terminal, hal ini dikarenakan susunan bunga yang terletak pada ujung dahan atau ranting. Sedangkan sifat simetri yang dimiliki kedua bunga pohon yang diamati yaitu simetri banyak ( polisimetri ), hal ini ditunjukkan bunga pohon yang diamati dapat dibagi menjadi dua bagian setangkup dengan cara banyak.

Dendrologi Morfus daun pohon mahoni daun lebar ( Swietenia macrophylla ) dan daun pohon angsana ( Pterocarpus indicus )

Bentuk helai daun ( sircum sciptio ) pada daun pohon mahoni daun besar ( Swietenia macrophylla ) adalah memanjang ( oblong ) yaitu dimana daun lebih kurang 2.5 kali lebarnya. Sedangkan pada helai daun pohon angsana ( Pterocarpus indicus ) memiliki bentuk helai daun berbentuk bulat telur ( orbicular ) yaitu dimana panjang daun dan lebarnya sama.
 Bentuk tepi daun ( Margo folii ) pada daun pohon mahoni daun lebar dan daun pohon angsana yaitu rata ( entire ), dimana daun pinggir helaian daunnya tanpa sembul atau gigi, dan tanpa toreh.
Bentuk pangkal daun( basis folii ) pada daun pohon mahoni daun besar  runcing ( acute ) yaitu bentuk pangkal daun menyempit dan diakhiri dengan bentuk sudut. Pada daun pohon angsana bentuk pangkal daunnya membulat ( rounded ) yaitu pada bagian pangkal daunnya melengkung atau membusur penuh.
Pada daun pohon mahoni daun besar dan daun pohon angsana memiliki bentuk ujung ( apex folii ) meruncing ( acuminate ), dimana pada ujung daun menyempit perlahan – lahan hingga ke titik ujung, sehingga ujung daun tampak sempit, panjang dan runcing.
 
Copyright (c) 2010 Human and Forest. Design by WPThemes Expert
Themes By Buy My Themes And Cheap Conveyancing.